Menampilkan postingan dengan label Berita
Berita

Putri Ayah Sop Jeunieb Menikah di Bulan Safar, Bulan Pernikahan Nabi saw. dengan Khadijah al-Kubra

[1]

 

Alasan lain yang memantapkan Khadijah menikah dengan Nabi adalah setelah mendengar cerita Maisarah. Dalam perjalanan menuju Syam, Rasulullah berteduh di bawah satu pohon dekat Shauma’ah (tempat pertapaan pendeta). Seorang pendeta keluar mendekati Maisarah lalu berbisik:

من هذا الرجل الذى نزل تحت تحت هذه الشجرة؟

“Siapa lelaki yang berteduh di bawah pohon itu?”

Maisarah menjawab:

هذا الرجل من قريش من أهل الحرم

“Lelaki ini dari Quraisy, dia datang dari tanah haram (Mekkah).

Pendeta itu lalu berkata:

ما نزل تحت هذه الشجرة قط إلا نبي

“Tidak ada seorang pun berteduh di bawah pohon ini kecuali (menandakan) bahwa dia seorang nabi”.

 

Maisarah kemudian menceritakan hal ini kepada Khadijah. Ketika mendengar kisah ini dari Maisarah, Khadijah bergetar hatinya. Setelah mengenal Muhammad dengan pribadi yang baik, ditambah lagi oleh kabar tentang kerasulan dirinya.  Khadijah semakin terpikat hatinya kepada Nabi. Cinta semakin tumbuh dalam hati Khadijah. Tatkala merasa tidak sanggup lagi membendung perasaan hatinya, Khadijah lantas mengirimkan surat kepada Nabi dengan maksud menawarkan diri menjadi baginda.

 

إني قد رغبت فيك لقرابتك مني، وشرفك في قومك، وأمانتك عندهم، وحسن خلقك، وصدق حديثك". ثم عرضت عليه نفسها"[2]

“Aku sungguh kagum terhadapmu karena persaudaraan kita, kemulianmu di tengah kaummu, sifatmu yang amanah, kebaikan akhlakmu dan kesopananmu dalam bertutur kata”.  Khadijah kemudian menawarkan dirinya dipersunting oleh Nabi”.

 

Al-Qurtubhi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa pernikahan ini menjadi kabar gembira bagi banyak orang sekaligus menjadi kebanggaan bagi kerabat Khadijah. Salah seorang kerabat Khadijah bernama Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah berkata setelah mendengan berita pernikahan Khadijah dengan Muhammad Saw:

هذا الفحل لا يُقدَع أنفه

“Ini adalah unta jantan yang tidak dihinakan hidungnya”.

 

Al-Qurthubi kemudian menafsirkan maksud dari perkataan tersebut dengan berkata:

يقدع " بالدال غير المعجمة ; يقال : هذا فحل لا يقدع أنفه; أي لا يضرب أنفه . وذلك إذا كان كريما [3]

“Kata yuqdahu dibaca tanpa titik (dal). Dikatakan orang: “Unta ini tidak dihina hidungnya”, artinya tidak ditandai hidungnya dengan dilukai. Sifat ini oleh unta yang punya sifat/keturunan yang mulia dan dimuliakan (karim)”.

 

Maksud unta dengan sifat “karim” adalah unta berketurunan baik. Unta ini tidak dilukai hidungnya dan diberi kebebasan oleh pemiliknya untuk mendekati unta betina manapun untuk melanjutkan keturunannya. Para pemilik unta juga senang jika unta betinanya memiliki keturunan dari unta ini. Sebaliknya, unta yang berasal dari keturunan yang tidak baik akan dilukai hidungnya sebagai tanda. Ia dijauhkan dari unta betina agar tidak melahirkan keturunan yang tidak baik juga nantinya.

 

 

Menikah di Bulan Safar

Rasulullah Saw menikah dengan Khadijah 15 tahun sebelum menerima wahyu sekaligus 15 tahun selisih umurnya dengan umur Khadijah. Dimana Nabi Saw pada saat itu berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Keduanya dinikahkan oleh Amr bin Asad yang tidak lain adalah paman Khadijah pada bulan Safar tahun 595 Masehi. Tidak diketahui secara pasti hari dan tanggal berlangsungnya resepsi itu. Adapun ayah Khadijah bernama Khuwailid bin Asad pada saat itu sudah meninggal.

 

Terkait pernikahan pada bulan Safar ini ditunjukkan oleh syair yang disusun oleh Habib Abu Bakar al-‘Adni. Yaitu dalam kitabnya bernama Mandzumah Syarh al-Atsar fî mâ Warada ‘an Syahr Safar tepatnya dalam bab “Mukhalafah al-Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Alihi Sallam al-Jahiliyyah fi ‘Adatihim (penentangan Nabi Saw terhadap adat Jahiliyyah)” pada bait 1-4 beliau berkata:

 

نَفَى رَسُوْلُ اللهِ كُلَّ عَادَةٍ # سَيِّئَةٍ مِمَّا مَضَى وَمَا انْتَشَرْ

وَخَالَفَ الْكُفَارَ فِيْمَا اعْتَقَدُوا#   وَجَدَّدَ الْإِيْمَانَ بِالمْوْلَى الَأَبَرْ

مُبْتَدِئًا زَوَاجَهُ مِنْ أُمِّنَا # خَدِيْجَةَ الْكُبْرَى بِأَيَّامِ صَفَرْ

وَكَانَ هَذَا قَبْلَ وَحْيِ رَبِّنَا #  لمِاَ لَهُ مِنْ فِطْرَةٍ طَابَتْ أَثَرْ. [4]

Rasulullah Saw menafikan seluruh kebiasaan yang buruk/jelek yang pernah terjadi sebelumnya dan menyebar

Beliau menentang keyakinan kaum kafir serta memperbarui iman kepada Allah Swt yang Maha memberi anugerah

Dimulai dengan menikahkan ibu kita, Sayyidah Khadijah al-Kubra di hari-hari bulan Safar

Pernikahan itu berlangsung sebelum datang wahyu dari Allah, satu masa (yang dilalui) dengan sejarah yang suci bagi Nabi.

 

Pada bait di atas, Abu Bakar al-‘Adni menyebutkan satu di atara beberapa perkara yang di-mukhalafah (ditolak/ditentang) oleh Nabi terhadap kaum Jahiliyah. Pada bait yang ketiga dilihat bahwa perkara itu adalah pernikahan yang dilangsungkan oleh Nabi Saw pada bulan Safar. Dapat dipahami bahwa dalam adat Jahiliyyah mengganggap Safar sebagai bulan tidak baik untuk menikah atau penyebab sial. Maka oleh Nabi Saw mengubah stigma itu melalui perbuatannya.

 

Nah gimana bagi kalian yang udah baca kisah Nabi Saw dengan Khadijah al-Kubra di atas. Jadi udah tau dong kenapa orang-orang memilih nikah di bulan Safar dan bulan ini diyakini sebagai bulan yang baik untuk menikah? Semoga bermanfaat bagi kamu yang udah pengen masuk dalam resepsi nikah tapi belum bisa tentuin tanggal yang pas. Yaudah pilih bulan Safar aja mumpung sisa setengah bulan lagi.

 

Tapi bagi kita kaula jomblo, engga usah pesimis juga, karena masih ada Safar-Safar selanjutnya ya kan?. Yang penting kencangkan semangat dalam do’a dan usaha agar status jomblo segera terganti. Semangat kerja dan cari rezeki halal, bukan malah halu engga jelas mikirin masa depan. Oya satu lagi yang paling penting jangan sibuk dengan game, apalagi yang lagi marak-marak sekarang game poker sama beli chips. Karena game itu engga akan buat kalian kaya, justru akan dibuat miskin gara-garanya. Lagipula secara fikih game itu judi dan hukumnya haram. Ulama-ulama kita juga sudah mewanti-wanti masalah game itu? Jadi karenanya tinggalkan sekarang juga.

 

Kalo sekarang masih disibukkan oleh game, jadi kapan mau nikah? Tau engga? kebutuhan sebelum dan sesudah nikah itu banyak dan engga akan tercukupi dengan game. Bagi yang udah berhajat nikah, fokus diri kalian untuk kerja dan cari uang aja. Jangan fokus ke yang lain.

 

Tapi ini bukan untuk semua orang, tapi cuman bagi yang udah hajat aja. Bagi kalian yang belum hajat ya engga apa-apa, itu lebih baik malah. Fokus belajar dulu sampai alim. Karena nikah ada waktunya sendiri. Ada quotes nih bagi yang lagi fokus belajar. Quotes-nya gini “cari ilmu sampai diminta jadi menantu”. Jadi fokus belajar gausah mikirin nikah dulu.


Oleh: Muhammad Abrar

[1]Dikutip dari buku 16 Tokoh Sahabat Nabi Saw karya Abdullah Harry, ( h. 6-11, dengan sedikit penambahan.

[2]Al-Jazari, Izzuddin bin Atsir, Asad al-Ghabah Fi Ma’rifah al-Shahabah, Jld. 7, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994), h. 82.

[3]Al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad, al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an wa al-Mubayyin Liam Tadhammanahu Min al-Sunnah wa Ayi al-Qur’an, Jld. 20, (Beirut: al-Risalah, 2006), h. 407.

[4]Habib Abu Bakar al-‘Adni, Mandzumah Syarh al-Atsar fî mâ Warada ‘an Syahri Safar, h. 9.

-->