Do’a Nabi Ibrahim as. dan Berita Taurat atas Kelahiran Nabi Muhammad saw.( Ngaji Kitab al-Wafa bi Ahwal Musthafa)
Melansir wikipedia.org pada saat ini Negeri Syam merujuk ke sejumlah tempat di Timur Tengah, di antaranya: Lebanon, Palestina, Yordania dan beberapa daerah di Suriah, sejumlah tempat dinegara ini memakai nama Syam yaitu: pertama, Bushra asy-Syam, yaitu kota administrasi Damaskus dan merupakan ibu kota distrik Hawran.
Kedua, Damaskus, yaitu ibu kota dan kota terbesar di
Suriah, dan ketiga Levant, wilayah Mediterania Timur, atau wilayah besar di
Asia Barat yang dibatasi oleh Pegunungan Taurus di utara, Gurun Arab di
selatan, Laut Mediterania di barat, dan Pegunungan Zagros di timur.
Kelahiran Nabi dalam Taurat
Kitab Taurat adalah kitab yang diturunkan
kepada Nabi Musa AS. Nabi Musa AS yang diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada
bangsa Bani Israil. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa Ibrani.
Di antara dari tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad Saw dalam
kitab-kitab terdahulu adalah Firman Allah dalam bagian pertama Kitab Taurat
kepada Nabi Ibrahim sebagai berikut:
قد أجبت دعاءك في إسماعيل وباركت
عليه، وكثرته، وعظمته جدا جدا، وسيلد اثنى عشر عظيما، واجعله لأمة عظيمة".[2]
"Telah aku
kabulkan doa Ismail dan telah aku memberkatinya. Aku perbanyak dan agungkan
keturunannya (Ismail) dengan sebenar-benamya. Ia akan melahirkan dua belas
orang yang mulia. Aku utus ia kepada umat yang agung pula."
Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Musa tentang semua
itu di dalam bagian kitab itu pula. Dikatakan bahwasanya Hajar pada saat pergi
meninggalkan Sarah, ia di datangi oleh Malaikat dan berkata kepadanya:
"Wahai Hajar budaknya Sarah! Kembalilah engkau pada tuanmu.
Taatlah padanya, maka aku akan memperbanyak keturunanmu sehingga tak terhitung
jumlahnya. Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang kau beri
nama dengan Ismail. Allah telah mendengarkan pengaduanmu. Suafu saat nanti,
tangan anakmu itu akan berada di atas tangan-tangan yang lainnya. Tangan-tangan
yang lain akan terbentang kepadanya dengan tunduk."
Ibnu Qutaibah berkata, "Renungkanlah perkataan ini.
Di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksudkan di sini
adalah Nabi Muhammad Saw. Karena tangan Nabi Ismail tidaklah berada di atas
tangan Nabi Ishaq. Tidak pula tangan Ishaq terbentang kepadanya dengan tunduk
pasrah. Bagaimana mungkin yang demikian itu terjadi sedangkan kerajaan dan
kenabian berada pada anak keturunan Israil dan Al-Iyash. Keduanya adalah anak
dari Nabi Ishaq. Ketika Nabi Muhammad Saw diutus, maka kenabian berpindah
kepada keturunan Ismail. Para raja serta umat-umat pun tunduk kepadanya.
Dengannya Allah menghapuskan semua syariat, dan menutup sekalian para Nabi.
Allah menjadikan kepemimpinan serta kerajaan berada di tangan umatnya pada
akhir zaman nanti. Tangan mereka menjadi berada di atas tangan-tangan seluruh
umat. Seluruh tangan-tangan umat terbentang kepada mereka dengan tunduk dan
patuh."[3]
.
[1]Al-Imam al-Hafizh Abdurrahman ibn Abi al-Hasan al-Jauzi, al-Wafa bi Ahwal al-Mustafa, (Riyadh: Al-Muassisah al-Sa’udiyyah), h. 72, Pdf. Sambungan ayatnya adalah:
يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
[2]
Al-Imam al-Hafizh Abdurrahman ibn Abi al-Hasan al-Jauzi, al-Wafa bi Ahwal
al-Mustafa, h. 109.
[3]
Al-Imam al-Hafizh Abdurrahman ibn Abi al-Hasan al-Jauzi, al-Wafa bi Ahwal
al-Mustafa, h. 109-110.